Senin, 04 Juni 2018

BERITA MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA PRAKTEKKAN MASSAGE DI KAMPUS

Massage berasal dari kata arab yaitu "MASH" yang berarti menekan dengan lembut atau dari kata yunani yaitu "MASSIEN" yang berarti memijat atau melulut. Bicara tentang masase, tentunya sudah tidak asing lagi bagi masyaralat di Bangkalan, khususnya bagi Mahasiswa jurusan Olahraga STKIP PGRI BANGKALAN yang sudah mendapat matakuliah Massage bahkan sudah mempelajarinya dan sudah mempraktekkannya termasuk saya sendiri. Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan terhadap jaringan tubuh dan lunak, menurut saya (churotul uyun) massage termasuk adalah seni gerak tangan yang bertujuan untuk mendapat kesenangan dan memelihara kesehatan jasmani dan rohani.
   Bapak Zainal arifin, M. Pd yang biasa di panggil dengan sebutan pak zinal, berucap bahwasanya tehnik pijat ini memang masih tradisional, maksdunya masih menggunakan jasa tangan manusia, kalaupun ada yang tidak menggunakan tangan seperti alat jaman sekarang memang ada yang mungkin harnganya terjangkau. Bapak Zinal juga mengatakan bahwasanya sehubungan dengan (UTS) Ujian tengah semester anak jurusan olahraga STKIP PGRI BANGKALAN yang di haruskan agar memijat para dosen untuk mendapatkan nilai praktek massage ini, sangat membantu sekali bagi para dosen yang aktif di dalam kampus karena kemungkinan besar tidak punya waktu luang untuk memanjakan tubuhnya sendiri, terutama di sebabkan oleh cuaca, kerja kelewat batas, dan masih banyak lagi.
   Selain itu massage bertujuan untuk dapat memperbaiki tonus otot dan terutama fungsi syaraf, Massage dapat menjaga tubuh secara umum dalam kondisi yang lebih baik, mencegah cedera dan hilangnya mobilitas, merawat dan memulihkan mobilitas pada cedera jaringan otot, meningkatkan kinerja, memperluas keseluruhan kehidupan karir olahraga.
(uyun)

BERITA MAHASISWA PENDIDIKAN OLAHRAGA STKIP PGRI BANGKALAN BERBAGI TAKJIL DI BULAN RAMADAN

Puluhan mahasiswa jurusan olahraga STKIP PGRI BANGKALAN rabu (23/05/2018) sore, menggelar aksi solidaritas membagikan ratusan takjil gratis untuk berbuka puasa. Kegiatan yang di pusatkan di jalan Soeharto-hatta 52 Bangkalan atau di depan kampus STKIP PGRI BANGKALAN tersebut, di gelar dalam rangka memeriahkan Bulan ramadhan sekaligus sebagai salah satu wadah pembinaan karakter bagi mahasiswa jurusan olahraga. Menurut saya sendiri (Churotul Uyun) Aksi ini merupakan spontanitas sebagai wujud empati dan peduli sesama, sekaligus sebagai salah satu implementasi penanaman karakter positif bagi generasi muda.
   Ketua pelaksana (KETUPEL) Moh Iftahul Qomaroddin yang biasa di kenal dengan sebutan Ifko mengatakan, dalam kegiatan tersebut dibagikan sedikitnya 300 bungkus menu dan takjil buka puasa untuk pengguna jalan dan masyarakat yang melintas. Tujuannya adalah agar kita bisa lebih dekat kepada masyarakat dan bersosialisasi saling membantu masyarakat yang lebih membutuhkan, seperti membagi-bagikan takjil di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Ifko juga mengatakan bahwasanya dalam kegiatan tersebut seluruh sumber dana adalah murni swadaya atau iuran dari mahasiswa jurusan olahraga angkatan 2017 tanpa meminta dari pihak kampus, karena keinginan membagi-bagikan takjil ini adalah rencana awal mahasiswa jurusan olahraga angkatan 2017. Dalam kegiatan tersebut mahasiswa jurusan olahraga di ajarkan bagaimana untuk berbagi kepada sesama, terutama bagi yang membutuhkan serta di ajarkan bagaimana caranya untuk peduli.
   Dengan demikian citra olahraga dimasyarakat akan terua terbangun positif, lewat kegiatan sosial kemasyarakatan apapun pihaknya berharap mahasiswa olahraga ini terus aktif dan mengambil peran-peran positif. Berbagai aksi nyata dan positif yang saat ini terus di dengungkan oleh mahasiswa jurusan olahraga dalam berbagai kegiatan diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat, hal tersebut sangatlah penting agar masyarakat luas semakin faham tentang arti dan fungsi pendidikan karakter generasi muda lewat kegiatan yang di lakukan oleh mahasiswa jurusan olahraga angkatan 2017.
   Harapan mahasiswa jurusan olahraga angkatan 2017 ini adalah agar dapat di kenal bahwasanya mahasiswa jurusan olahraga tidak hanya aktif dalam bidangnya sendiri (bidang keolahragaan khususnya) akan tetapi mahasiswa jurusan olahraga juga ikut serta berpartisipasi, bersosialisasi berbagi untuk sesama. Lewat berbagai metode yang relavan dan sesuai dengan perkembangan jaman diharapkan mahasiswa jurusan olahraga akan selalu mencetak generasi muda yang handal, berkualitas dan berkarakter. SALAM OLAHRAGA JAYA.(ifco/uyun).

Senin, 07 Mei 2018

TARGET PESEBA DI LIGA 3 INDONESIA

(PERSEBA) persatuan sepak bola bangkalan hari kemarin bertanding melawan (DELTRAS FC) delta putra sidoarjo football club, kedua club ini sama-sama berjuang untuk membanggakan para supporter yang telah hadir menonton langsung di lapangan stadion glora BANGKALAN. PERSEBA kali ini bukanlah keberuntungan bagi para pemain hari lalu sewaktu PERSEBA bertanding melawan MITRA SURABAYA dengan meraih skor yaitu "tiga kosong", sedangkan pada hari rabu  tanggal 18 april 2018 kemarin saat PERSEBA bertanding melawan DELTRAS FC di lapangan Stadion Glora BANGKALAN, PERSEBA di pecahkan record oleh DElTRAS FC dengan skor "kosong empat".
   Pemuda yang bernama "Ra imron amin" selaku manajer di PERSEBA Berucap bahwasanya persiapan PERSEBA kali ini sangat minim sekali, berbeda dengan persiapan club-club lain yang sudah jauh lebih baik dari PERSEBA. Meskipun kalah dengan skor "kosong empat" tetapi bukan berarti mereka menyerah begitu saja masih ada pertandingan-pertandingan selanjutnya untuk bisa mengharumkan nama BANGKALAN di kanca nasional.
   "Jimhur saros" Bapak presiden kacong mania mengatakan "senantiasa dimana ada PERSEBA kita selalu hadir" artinya di simpulkan bahwasannya kita bukan penonton, harus di bedakan antara penonton dengan supporter, supporter ini tidak menonton bola akan tetapi memberikan semangat kepada para pemain sehingga di manapun pemain itu bermain kita selalu berada di sampingnya, kalah kita dukung menang kita sanjung.

Minggu, 15 April 2018

Berita punahnya perminan tradisional


Narasumber, Suhartoyo HW
Budayawan Bangkalan


    permainan tradisioanal mulai terkikis dengan munculnya permainan-permainan moderen seperti game online, play station dan lain sebagainya. Padahal permainan-permainan tersebut hanya dan menjenuhkan, anak di tuntut untuk mematuhi aturan di game online tersebut. permainan itupun tidak menghasilkan efek baik bagi tubuh, karena game online hanya mengerakkan tanggan dan mata, tidak jasmani secara keseluruhan. Berbeda dengan permainan tradisional seperti gobak sodor, dakon, dan petak umpet, permainan itu memggerakkan semua anggota tubuh, sehingga badan menjadi kuat dan sehat.
    Menurut "Suhartoyo HW" bapak yang udah berumur lebih dari 50 tahun ini, mengatakan bahwa zaman dahulu itu sangat sederhana dalam membuat permainan, misalnya seperti manfaat kulit jeruk bali yang di sulap menjadi miniatur mobil dan potongan bambu bekas di buat miniatur senapan, sehingga memiliki nilai keterampilan yang cukup tinggi. Bapak Suhartoyo juga mengatakan anak pada zaman sekarang ini jika di nilai dari segi keterampilannya lebih terampil anak zaman dahulu, generasi sekarang cenderung lebih tertarik akan hal yang berbau gawai, sedangkan generasi yang terdahulu cenderung akan kemahiran untuk membuat permainan sendiri dengan alat dan bahan seadanya.
    Di zaman dahulu sering kita dengar permainan tradisional seperti petak umpet, mungkin permain ini tidak asing lagi bagi kita yang pernah mendengar bahkan memainkannya, permainan ini adalah permain jasmani secara keseluruhan bagi saya, karena lebih banyak mengunakan gerak anggota tubuh dari kaki dan anggota tubuh lainnya. Seperti pula permainan kejar kejaran yang tidak kala serunya, karena permainan ini sangat banyak menguras tenaga.
    Jadi adanya teknologi yang menyababkan banyaknya permainan yang dapat di unduh secara geratis, menyebabkan perkembangan pesikologi anak menjadi lebih mengutamakan hal yang instan. Dapat di lihat dari kebiasaan anak anak zaman sekarang yang pada setiap harinya tidak lepas dari gawai, sehingga orang tua pada zaman sekarang membuat pribahasa yaitu " anak zaman sekarang berguru pada gawai ". artinya semua hal yang di lakukan pada setiap harinya di selesaikan dengan kecahgihan teknologi yang di suguhkan gawai tersebut. Sehingga dapat di simpulkan bahwa munculnya gawai pada era saat ini lebih banyak memunculkan hal yang negatif bagi anak, karena dapat menghapus permainan tradisional yang sebenarnya harus di lestaraikan agar anak cucu kita dapat menikmatinya.
( Kiki/Uyun )


Jumat, 13 April 2018

Vidio Berita Punahnya Permainan Tradisional


disini kami akan membahas tentang "PUNAHNYA PERMAINAN TRADISIONAL" dan kami telah mewawancarai Bapak Suhartoyo H W, beliau adalah seorang budayawan bangkalan.

Kamis, 12 April 2018

Berita Sepak Bola Bangkalan Saat Ini


Narasumber; Acek kusuma
Jabatan; Sekjen Pssi Kab
Bendum Perseba Kabupaten


   Persatuan sepak bola seluruh indonesia di singkat PSSI adalah organisasi induk yang bertugas mengatur kegiatan olahraga sepak bola di indonesia. Di Bangkalan terdapat pengurus asosiasi khususnya bertanggung jawab atas berkembangnya sepak bola di Bangkalan, yaitu (ASKAB)  asosiasi PSSI kabupaten Bangkalan, "ASKAB" sendiri mengurus seluruh bidang olahraga terutama olahraga "Sikulit Bundar" yaitu berupa latihan ataupun kompetisi.
   Menurut "Acek Kusuma" yang biasa di panggil "Acek" tersebut, (PERSEBA) Persatuan Sepak bola kabupaten Bangkalan dalam naungan "ASKAB" Asosiasi PSSI kabupaten Bangkalan ini telah banyak mengikuti kompetisi pada tahun 2014 atau 2015 salah satunya yaitu DANDIM cup dan Bangkalan CUP. Kata pemuda 32 tahun ini banyak masyarakat di luar menganggap bahwa perseba itu vakum karena keterbatasan pemain, tetapi sebenarnya PERSEBA ini vakum karena keterbatasan dana sehingga untuk melanjutkan ke kompetisi yang lebih tinggi lagi tidak tercapai karena kurangnya bantuan dana. Acek juga mengatakan timnya ini sudah mengikuti kompetisi divisi satu, divisi dua, dan divisi tiga tetapi timnya ini tidak bisa melanjutkan ke kompetisi selanjutnya karena kurangnya perhatian dari pemerintah khususnya dalam pendanaan.
   Jadi dapat di simpulkan bahwasanya (PERSEBA) persatuan sepak bola kabupaten Bangkalan tidak akan terbengkalai apabila tersedianya sumber dana dari sponsor ataupun dari pemerintah itu sendiri. Sedangkan dari segi pemain, putra daerah khususnya pemuda Bangkalan mampu bersaing di tingkat nasional. Lebih lanjut lagi tersedianya sumber dana PERSEBA yang di pandang oleh masyarakat luar vakum karena keterbatasan pemain itu harus membuktikan bahwa timnya ini mampu untuk bersaing di tingkat nasional bahkan internasional.
(Victor/Uyun)